Kamis, 28 November 2013

Brand Building?

Apa itu Brand Building? Mungkin sebagian dari kita ada yang belum familiar dengan istilah tersebut. Brand Building dapat diartikan sebagai usaha untuk menjalin ikatan emosional antara konsumen dan perusahaan yang memproduksinya.



Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam membangun sebuah Brand:

1. Mudah diingat
Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat, dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.

2. Memiliki makna
Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.
Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:
a. informasi umum tentang kategori dan isi dari produk
b. informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat dari produk.

3. Menarik dan lucu
Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu.  

4. Fleksibel
Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun sangatlah sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya akan menghambat produsen untuk masuk dalam pasar yang baru. 

5. Legal

Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan undang–undang yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindungan hukum.

Karakter Brand supaya menjadi Brand yang berpotensi: 

1. A quality product
Sejak kepuasaan konsumen digunakan untuk mengukur nilai-nilai merek (brand values), kualitas adalah nomor satu yang diinginkan konsumen. 


2. Unique positioning concept
Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, yang akan membedakan dari pesaingnya.

3. Strong communications program
Brand yang sukses harus disertai dengan penjualan yang efektif, pengiklanan, kampanye promosi yang akan mengkomunikasikan fungsi dari brand itu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan usaha yang keras, dan komitmen untuk memperkuat komunikasi itu, maka akan menimbulkan kesadaran konsumen akan brand tersebut.

4. Time and Consistency
Merek tidak dibangun dalam waktu yang cepat, membutuhkan waktu untuk membangun merek tersebut dan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Dalam memelihara nilai-nilai merek dibutuhkan waktu yang berkesinambungan (terus– menerus) dan dihubungkan dengan perubahan lingkungan.

Fungsi brand (merek) :   

1. Bagi konsumen :  

a. Identifikasi mutu produk.Mutu/kualitas produk berupa barang nyata/tampak dari kondisi barang tersebut, baik dari kualitasnya sampai pada kemasan barang.
b. Merek meningkatkan efisiensi pembeli. Dengan adanya merek maka akan memudahkan pembeli menemukan produk yang dicari. Hal ini tentunya lebih efisien dan efektif.
c. Membantu menarik perhatian konsumen atas suatu produk baru yang mungkin memberikan keuntungan bagi mereka.

2. Bagi produsen, penjual :
a. Memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri masalah yang timbul.
b. Sebagai perlindungan hukum terhadap ciri khas produk, sehingga tidak ada produk lain yang meniru.
c. Membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar
d. Membantu penjual dalam menarik konsumen yang setia dan yang menguntungkan.
e. Membantu membangun citra perusahaan/produsen
f. Mengidentifikasikan produk dalam perdagangan
g. Mengidentifikasikan keunggulan produk yang dimiliki, yang membedakan produk tersebut dengan produk lain, terutama produk saingan.

Beberapa keuntungan dengan terciptanya brand image yang kuat adalah:
1. Peluang bagi produk/merek untuk terus mengembangkan diri dan memiliki prospek bisnis yang   bagus.
2. Memimpin produk untuk semakin memiliki sistem keuangan yang bagus.
3. Menciptakan loyalitas konsumen
4. Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil dikenal dan diingat oleh konsumen.
5. Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin merek dikenal oleh masyarakat, maka perbedaan/keunikan baru yang diciptakan perusahaan akan mudah dikenali konsumen.
6. Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.
7. Meminimumkan kehancuran/kepailitan perusahaan.
8. Mempermudah mendapatkan investor baru guna mengembangkan produk.


Dalam aplikasinya, prinsip ini harus customized dengan konteks di mana brand itu berada. Ada brand yang harus diletakkan sebagai payung integrasi dari brand-brand yang sudah ada sebelumnya. Menghadapi konteks ini biasanya segmentasi menjadi solusinya. Namun bisa saja muncul brand yang sama sekali baru. Meskipun sama sekali tidak mudah untuk membangun sebuah brand baru dari awal. Diperlukan trust dari segenap stakeholder, baik stakeholder lama, maupun stakeholder baru dari target segmen baru atau dari konsumen baru yang tercipta dari tumbuhnya pasar yang baru. 

contoh: Semen Gresik Group
Berbicara mengenai brand identity building, baru-baru ini tiga brand produk semen bergabung menjadi satu brand. Mungkin belum semua orang tahu bahwa Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa kini berada dalam satu grup yang sama, yaitu Semen Gresik Grup. 
Mungkin sebelumnya masyarakat lebih mengenal Semen Padang dan Semen Gresik melalui bidang olahraga. Tidak hanya itu, terkait dengan rasa kedaerahan, masing-masing anak perusahaan Semen Gresik Grup ini identik dengan daerah pemasarannya sendiri-sendiri. Semen Padang lebih dikenal di daerah Sumatera, Semen Gresik lebih dikenal di daerah Jawa, sedangkan semen Tonasa dikenal luas di daerah Sulawesi dan Indonesia bagian timur.
Dengan adanya masing-masing identitas dimiliki oleh tiap anak perusahaan, maka aspek yang paling mungkin mendapatkan imbasnya adalah aspek segmentasi. Apakah hal ini merupakan hal yang menguntungkan atau justru malah menjadi hambatan bagi Semen Gresik Grup. Peta persaingan yang berubah pun menjadi isu yang menarik untuk disimak lebih lanjut.


Keberadaan merek bukan hanya semata–mata menunjukkan nama dari sebuah produk, namun lebih dari itu, merek menunjukkan nilai tambah dari produk dalam berbagai dimensi, yang membedakan produk tersebut dengan produk lain.

Kesuksesan dalam membangun merek yang kuat akan tercipta apabila elemen-elemen pendukung merek  ada dan memberikan kontribusi yang positif guna terciptanya merek yang kuat di pasaran. Elemen–elemen yang dimaksudkan di sini adalah kualitas produk yang baik, kemampuan produk dalam memenuhi kebutuhan ataupun keinginan konsumen, kemampuan strategi marketing yang handal untuk terus memperkenalkan merek di pasaran, sampai pada kemasan produk yang benar, baik dan menarik, harga produk yang sesuai dengan kualitas produk yang ditawarkan.


Membangun brand itu hampir mirip dengan melahirkan dan memelihara serta membesarkan seorang anak.  Bila seorang anak punya nama, kepribadian, image, dan peran dalam kehidupan,maka demikian pula lah sebuah brand!


Brand yang dibangun dengan benar melalui materi marcomm serta branding yang terintegrasi, dengan strategi yang cerdas dan tepat, maka suatu saat ia pun akan berada di tengah target marketnya dengan memiliki kepribadian yang kuat, positioning yang tepat dan pada akhirnya mampu bertahan serta memiliki brand value yang tinggi.

Brand yang dibangun dengan baik, akan menjadi asset perusahaan yang nilainya bahkan BISA lebih besar dari nilai perusahaan itu sendiri! Banyak contoh kasus seperti ini, misalnya cocacola dan disney.
Brand yang telah memiliki nilai yang tinggi juga akan bisa di leverage ke anak-anak brand yang berikutnya, dengan sejak awal merencanakan brand architecture nya.
 
Sekian, semoga bermanfaat :D


sumber: http://coverputih.blogspot.com/2012/10/brand-buildingbrand-equity-dan-awareness.html






Rabu, 09 Oktober 2013

Positioning produk: Oskadon

Pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit mengidentifikasi Positioning sebuah produk kedalam benak konsumen melalui iklannya. Iklan yang saya gunakan yaitu, produk obat sakit kepala Okadon.

Coba perhatikan beberapa iklan Oskadon berikut ini:


 

 

 


Disini, saya akan sedikit bercerita tentang keberhasilan positioning yang dibangun oleh sebuah produk obat sakit kepala dari Indonesia yaitu Oskadon. Oskadon yang diproduksi oleh PT Supra Usadhatama (SU), diposisikan sebagai obat sakit kepala tanpa rasa kantuk dan diperuntukkan bagi konsumen menengah-kebawah. Karena sejak peluncuran awalanya, yaitu tahun 1990-an, Oskadon dikemas dalam kemasan 4 tablet seharga Rp. 400,00. Hasil survey SWA dan MarkPlus, 1995 menunjukkan Oskadon Oye sebagai iklan terpopuler dan produk obat sakit kepala yang paling diingat konsumen.

Pada iklan pertama dapat dilihat disini Oskadon dengan mudah memposisikan citra/image di benak konsumen, yang pertama melalui slogan "Oskadon Pancen Oye!" dengan pelafalan dan nada bicara yang unik. Lalu yang kedua dengan menggandeng "Dalang Edan" dari Surakarta, Ki Manteb Sudarsono sebagai model dalam mempromosikan produknya, dimaksudkan sebagai representasi target sasaran yang rawan diserang oleh sakit kepala akibat jenis pekerjaanya yaitu sebagai dalang yang harus begadang sepanjang malam dan mengharuskannya melakukan perjalanan dari satu kota ke kota lain untuk memainkan wayang kulit semalam suntuk. Lalu yang ketiga terdapat wayang kulit yang merupakan produk karya tradisional Indonesia yang ditujukan sebagai pemberi ciri khas tersendiri bahwa Oskadon merupakan produk asli Indonesia.

Pada iklan kedua, Oskadon masih memakai Ki Manteb Sudarsono sebagai model iklannya, karena Oskadon masih ingin menonjolkan image yang sudah diperoleh dari iklan sebelumnya. Dengan slogan yang masih sama pada iklan sebelumnya. Oskadon masih mampu menguasai benak konsumen dalam hal mengingat produknya. Namun disini terdapat perbedaan pada iklan sebelumnya. Pada iklan kedua ini diberi sedikit dialog antara dalang Ki Manteb Sudarsono dengan salah satu muridnya yang tiba-tiba terserang sakit kepala. Lalu dengan 3 khasiat yang terdapat di dalam kandungan Oskadon, dengan cepat si murid pun lekas sembuh dari sakit kepalanya. Hal ini dimaksudkan, Oskadon menyuruh konsumennya untuk mengajak saudaranya atau rekan-rekan dari konsumen tersebut, untuk menggunakan Oskadon yang sudah terbukti khasiatnya dalam meredakan sakit kepala. Hal ini dimaksudkan agar pemakaian produknya dengan cepat meningkat dari tahun ke tahun karena semakin banyak konsumen yang memilih Oskadon sebagai obat untuk sakit kepala.

Pada iklan ketiga, Oskadon sedikit membuat inovasi dalam produknya seiring perkembangan zaman. Yang tadinya Oskadon dikenal hanya sebagai obat sakit kepala, kini juga sebagai penghilang nyeri otot dan pegal linu yang dikenal dengan nama Oskadon SP. Pada iklan ini, Oskadon memasukkan sebuah jingle yang dinyanyikan oleh pedangdut Indonesia, dan lagi-lagi karena dalam nyanyiannya pun menggunakan bahasa yang sederhana dan nadanya yang mudah diingat karena merupakan musik dangdut, yaitu musik khas Indonesia. Lagi-lagi Oskadon berhasil menarik minat dan perhatian konsumen untuk menggunakan produknya.

Dan yang terakhir pada iklan keempat, masih menggunakan jingle yang sama, namun disini dibuat perbedaan dengan durasi iklan yang lebih panjang dari sebelumnya lalu pada iklan sebelumnya dikemas dengan warna yang cerah dan menarik sehingga menimbulkan kesan yang bahagia, pada kali ini dibuat dengan sedikit tema mistik/horor. Terlihat dari warna gelap yang digunakan, selain itu hanya terdapat 1 manusia yang bergerak, sementara manusia yang lainnya dibuat sebagai patung, kenapa patung? karena patung disini dipresentasikan sebagai manusia yang memiliki masalah pegal linu dan nyeri otot sehingga sulit dan kaku untuk bergerak seperti patung. Sama seperti iklan yang kedua, pada iklan ini Oskadon kembali menyuruh konsumennya untuk mengajak orang-orang disekitarnya untuk menggunakan produknya. Selain itu dengan terdapatnya berbagai macam profesi seperti penjaga warung, tukang angkot, tukang jamu, dll, Oskadon ingin menunjukkan bahwa produknya cocok untuk konumen yang memiliki profesi yang rentan menimbulkan masalah pegel linu dan kaku otot. Selain itu Oskadon masih ingin menunjukkan bahwa produknya cocok dengan target konsumen golongan menengah-kebawah.

Sekian penjelasan dari saya. Mohon maaf jika terdapat salah-salah kata :)
Semoga bermanfaat :D
Wassalam.


Minggu, 06 Oktober 2013

Marketing Mix - 4P (Product, Price, Promotion, Place)

Marketing Mix adalah suatu strategi marketing yang menekankan bagaimana cara menjual produk seefektif mungkin, berdasarkan data - data yang diperoleh dan dikumpulkan, baik melalui proses komputerisasi maupun data yang dikoleksi berdasarkan langganan, agar proses penjualan berjalan lancar.

Dapat diartikan bahwa Marketing Mix merupakan variable-variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang diharapkan dari pasarsasaran. (Kotler dan Armstrong, 1997)

Dalam pemasaran konvensional (real business) terdapat 4 prinsip dasar yang terdiri dari 4P, yaitu:

1. Product (Produk)
Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Meliputi, unsur-unsur jenis-jenis produk, kualitas, desain, features (fasilitas dan kegunaannya), brand-name, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan penggantian jika terjadi kerusakan. Dalam marketing Mix, kita harus mempunyai produk yang bagus, berkualitas dan tentunya sesuai dengan kebutuhan target pelanggan atau konsumen kita.

2. Price (Harga)
Menurut Monroe (2005) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak (Engel, Blackwell dan Miniard, 1996). 

Meliputi unsur-unsur daftar harga, potongan, bonus, jangka waktu pembayaran, aturan kredit.  Harga biasanya digunakan oleh konsumen/pelanggan sebagai indikator kualitas.  Artinya kalau harganya mahal seharusnya kualitasnya baik, dan sebaliknya, kalau harganya murah, maka produk/jasa yang dibeli biasanya kualitasnya tidak baik. 

Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu (Schifman and Kanuk, 2001).

3. Promotion (Promosi)
Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti Koran, majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail (Baker, 2000:7).

Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain (1) Periklanan, (2) Promosi penjualan, (3) Publisitas dan hubungan masyarakat, dan (4) Pemasaran langsung. Penentuan media promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri. 

4. Place (Tempat)
Place adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai
industri.

Meliputi unsur-unsur saluran distribusi, cakupan (coverage), lokasi, pergudangan, transportasi. Distribusi berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar dan tersedia saat konsumen mencarinya. Distribusi memperli hatkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa dipe roleh dan tersedia bagi konsumen sasaran. 

Untuk menghasilkan suatu strategi marketing yang baik semua unsur-unsur marketing mix ini harus diperhatikan dan dikembangkan secara seimbang.  Konsep-konsep dan teori-teori, yang atau pemikiran para ahli dari luar Indonesia yang berkaitan dengan konsep dan teori manajemen marketing mix perlu disesuaikan dengan asumsi-asumsi yang berlaku khusus di Indonesia.   
Penyesuaian ini dapat dilakukan dengan memperhatikan antara lain hal-hal berikut: 1) Situasi pasar, seperti : unfair-competition (monopoli); 2) Praktik bisnis, seperti Unfair business practices (meniru, berbohong atau melebih-lebihkan dalam usaha promosi) yang dapat menimbulkan gap (kesenjangan) antara expected value (harapan) dan perceived value (prestasi yang sesungguhnya) dari produk/jasa yang ditawarkan; dan 3) Communication Channels yang berkembang.
 
Sekian penjelasan dari saya. Kurang-lebihnya saya mohon maaf.
Terima Kasih :D

Wassalam.


 

Rabu, 02 Oktober 2013

Promotion (Promosi)

• PROMOSI

Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam manajemen pemasaran, karena untuk memperkenalkan produknya perusahaan membutuhkan media yang disebut promosi. Selain itu promosi juga sangat penting dalam usaha meningkatkan volume penjualan dan merupakan salah satu metode penjualan yang efektif karena merupakan alat komunikasi antara produsen dan konsumen guna menimbulkan jual beli. 

Menurut Swastha (1999:237), “Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organsasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran”.

Menurut Saladin (2002:123), “Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tinakah laku pembeli, yang sebelumnya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan mengingat produk tersebut”.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu kegiatan untuk menyampaikan informasi atau berkomunikasi antara penjual dan pembeli potensial yang bersifat menyebarkan informasi, mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran untuk menciptakan permintaan atas produk barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.


• PROMOTION MIX

Menurut Kotler (2000), “strategi promosi dapat dilakukan melalui empat bentuk promosi yang paling dikenal, yaitu periklanan, personal selling, publisitas dan promosi penjualan”. Strategi promosi tersebut dapat dilakukan secara sendiri, tetapi pada umumnya dilakukan secara bersama-sama.


1) Periklanan

Periklanan merupakan salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk memperkenalkan produknya terhadap konsumen. Periklanan dilakukan melaluiberbagai media periklanan yang tersedia sesuai dengan target pasar yang akan ditujuperusahaan.

Menurut Jefkins (1996), “bahwa periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya semurah-murahnya”. Kotler (2000), memberikan definisi periklanan sebagai “setiap bentuk presentasi dan promosi ide, barang, atau jasa yang dibayar oleh sponsor yang dikenal yang bersifat tidakpribadi”. Menurut Swastha (2002), “periklanan adalah komunikasi non-individudengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,lembaga non-laba serta individu-individu”.

Berdasarkan ketiga pengertian periklanan di atas, dapat disimpulkan bahwa periklanan merupakan komunikasi atau pesan-pesan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan melalui sponsor atau lembaga lain di luar perusahaan dengan mengeluarkan sejumlah biaya. Iklan dapat dikatakan sebagai nonpersonal selling,karena penjualan tidak dilakukan secara langsung oleh seorang penjual. Iklan atau advertensi merupakan cara penyajian cetakan, tulisan kata-kata, gambar atau menggunakan orang, produk atau jasa yang dilakukan oleh suatu lembaga (perusahaan iklan) dengan maksud untuk mempengaruhi dan meningkatkan penjualan, meningkatkan pemakaian atau memperoleh suara, dukungan atau pendapat.
 
Periklanan membutuhkan biaya yang amat mahal, tetapi di satu sisi dapat dipakai demi membangun citra jangka panjang untuk suatu produk. Di sisi lain, periklanan dapat mendongkrak penjualan dengan cepat. Periklanan juga mempunyai beberapa kelemahan. Walaupun dapat menjangkau banyak orang dengan cepat, periklanan tidak menyertakan manusia dan tidak dapat membujuk seperti wiraniaga. Pada umumnya periklanan hanya dapat menyampaikan komunikasi satu arah dengan para pemirsanya, dan pemirsa tidak merasa harus memperhatikan atau memberireaksi. Iklan memiliki ciri-ciri presentasi publik, daya serap tinggi, ungkapan yangdiperbesar dan tidak pribadi (Jefkins, 1996).


Menurut Guiltinan dan Paul (2002), “penyampaian iklan dapat dilakukan melalui berbagai media”. Masing-masing media mempunyai karakteristik sendiri-sendiri yang mungkin cocok atau tidak cocok untuk jenis pesan yang akan disampaikan dan untuk jenis pasar target yang akan dijangkau. Media periklanan meliputi segenap perangkat yang dapat memuat atau membawa pesan-pesanpenjualan kepada para calon pembeli. Jenis-jenis media periklanan sangat beragam,khususnya di negara-negara yang sudah maju, sedangkan di negara-negaraberkembang masih terbatas.

Menurut Guiltinan dan Paul (2002), jenis-jenis media periklanan yang umum digunakan adalah “pers (koran dan majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan outdoor dan bioskop. Setiap media digunakan untuk tujuan yang berbeda, atau juga untuk mendukung media lainnya”.


2) Personal Selling

Menurut Kotler (2000), “penjualan perorangan (personal selling), yaitu penyajian atau presentasi pribadi oleh tenaga penjual perusahaan dengan tujuan menjual dan membina hubungan dengan pelanggan”. Menurut Tjiptono (2004) penjualan perorangan adalah “komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian mencoba membelinya”. Penjualan perorangan adalah alat paling efektif pada tahap proses penjualan tertentu, terutama dalam membangun pilihan, keyakinan, dan tindakan pembeli. Dibandingkan dengan periklanan, penjualan perorangan mempunyai beberapa sifat yang unik. Metode ini memungkinkan interaksi pribadi antara dua orang atau lebih, sehingga setiap orang dapat mengamati kebutuhan dan karakteristik yang lain serta menyesuaikan diri dengan cepat. Penjualan perorangan juga memungkinkan semua jenis hubungan muncul, mulai dari hubungan penjualan semata-mata sampai kehubungan persahabatan mendalam. Wiraniaga yang efektif memelihara rasa tertarik pelanggan untuk membina hubungan jangka panjang. Terhadap penjualanperorangan, pembeli biasanya merasa perlu untuk mendengarkan atau memberi reaksi (Kotler, 2000).


Menurut Kotler (2000), bahwa ciri atau sifat-sifat penjualan perorangan adalah sebagai berikut:

1. Personal confrontation yaitu adanya hubungan aktif, langsung dan timbal balik antara
   dua orang atau lebih. Sehingga dapat mengetahui secara langsung apa yang diinginkan 
   dan dapat segera melakukan penyesuaian dengan pembeli.
2. Cultivation yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan,
    mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
3. Response yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, 
   memperlihatkan, dan menanggapi sehingga dapat mengetahui tanggapan pembeli secara 
   langsung agar tenaga penjual secara cepat pula dapat menyimpulkannya.


Selanjutnya Tjiptono (2004) menyatakan bahwa beberapa fungsi-fungsi penjualan perorangan, yaitu:
1. Prospecting yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka.
2. Targeting yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli.
3. Communicating yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan
    kepada pelanggan.
4. Selling yakni mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi
    perubahan serta menjual produk kepada pelanggan.
5. Servicing yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
6. Information gathering yakni melakukan riset dan intelijen pasar.
7. Allocating yaitu menentukan pelanggan yang dituju.


3) Publisitas

Publisitas adalah upaya perusahaan untuk mendukung, membina citra perusahaan yang baik, dan menangani atau menangkal isu, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan perusahaan yang dilakukan melalui pembinaan hubungan dengan masyarakat (public relations)” (Kotler, 2000). Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang atau jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu (Tjiptono,2004). Selanjutnya Swastha (2002) menyatakan “publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang atau organisasi yang disebarluaskan kemasyarakat melalui media tanpa dipungut biaya atau tanpa pengawasan darisponsor”.

Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam suatu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan. Dibandingkan dengan iklan, publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Di samping itu karena pesan publisitas dimasukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio dan televisi, maka khalayak tidak memandangnya sebagai komunikasi promosi. Publisitas juga dapat memberiinformasi yang lebih banyak dan lebih terperinci dari pada iklan.

Jika dibandingkan dengan alat promosi lain seperti periklanan, publisitas mempunyai beberapa keuntungan antara lain:

1. Dapat menjangkau orang-orang yang tidak mau membaca iklan. Pesan tersebut sampai 
    kepada pembeli yang mungkin menghindari iklan dan wiraniaga karenapesan tersebut
   disampaikan sebagai berita bukan komunikasi yang diarahkankepenjualan.

2. Dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada posisi lain
    yang menyolok.
3. Lebih dapat di percaya, apa bila sebuah surat Kabar atau majalah  mempublikasikan 
   sebuah cerita, keliatan lebih otentik sebagai berita dan berita pada umumnya  lebih di
   percaya dari pada iklan



4. Jauh lebih murah karena dilakukan secara bebas, tanpa dipungut biaya.
5. Bersifat dramatis, sebab mempunyai potensi untuk mendramatisasi perusahaan atau produk.



4) Sales Promotion

Promosi penjualan (sales promotion) adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Promosi penjualan (sales promotion), yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk dan jasa. “Promosi penjualan termasuk berbagai jenis peralatan yang mempunyai sifat unik seperti kupon, perlombaan, pemotongan harga, hadiah dan lain-lain” (Kotler, 2000). Promosi penjualan menarik perhatian konsumen dan memberikan informasi yang mengarah pada pembelian. Semuanya memberikan insentif kuat untuk membeli dengan menyediakan dorongan atau kontribusi yang memberikan nilai tambah bagi konsumen.

Menurut Tjiptono (2004), promosi penjualan adalah “bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan”. Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya) atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer.
 

Tujuan-tujuan promosi penjualan tersebut dapat digeneralisasikan sebagaiberikut:

1. Meningkatkan permintaan dari para pemakai industrial dan/atau konsumen akhir.

2. Meningkatkan kinerja pemasaran perantara.
3. Mendukung dan mengkoordinasikan kegiatan personal selling dan iklan.



Menurut Kotler dan Amstrong (2001), promosi penjualan mempunyai 3 sifat khusus, yaitu:
1. Sarana promosi penjualan menarik dan komunikatif Promosi penjualan mampu 
    perhatian dan memberi informasi yangmemperkenalkan pelanggan pada produk.
2. Sarana promosi penjualan menciptakan rangsangan untuk membeli, 
    memberikan keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan.
3. Sarana promosi penjualan menawarkan undangan (insitation) artinya mengundang
    khalayak untuk membeli saat itu juga.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001), promosi penjualan mempunyai 3 sifat khusus, yaitu:

1. Sarana promosi penjualan menarik dan komunikatif Promosi penjualan mampu menarik
    perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk.
2. Sarana promosi penjualan menciptakan rangsangan untuk membeli, 
    memberikankeistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan.
3. Sarana promosi penjualan menawarkan undangan (insitation) artinya mengundang 
    khalayak untuk membeli saat itu juga.



Promosi penjualan dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai,sebagai berikut:

1. Customer promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk 
    merangsang/mendorong pelanggan untuk membeli.

2. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk mendorong/merangsang
    pedagang grosir, pengecer, eksportir, dan importir untukmemperdagangkan barang/jasa 
    dari sponsor.

3. Sales force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk 
    memotivasi armada penjual.
.4. Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh
     pelanggan baru, mempertahanan kontak hubungan dengan pelanggan memperkenalkan
     produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan.



Sekian penjelasan tentang pengertian dari Promotion (Promosi). Semoga bermanfaat bagi yang membacanya. Mohon maaf jika ada kesalahan :D

Wassalam.
Sumber referensi:  http://www.zoeldhan-infomanajemen.com/2012/02/bentuk-bentuk-promosi.html